Awan begitu pucat, hari ini tepat satu 10bulan aku dan Rania berpacaran. Yaa ini hari jadian kami, biasa nya aku ataupun Rania mengadakan kejutan kecil kecil lan entah pagi pagi Rania sudah ada dikosan ku dan menyiapkan masakan untuk ku, yaaa selalu begini kejutan di hari jadian kami. Seperti hari ini Rania begitu cantik dengan gaun merah maroon nya. Rambut nya ia kuncir rapih, bibir nya seakan tersenyum manis disetiap aku memandang.
“Sayang selamat hari jadi kitaa” ucapku lembut
“Selamat hari jadi juga Arif kesayangan, aku bukan wanita yang sempurna, dan terimakasih kau masih bertahan dengan aku yang bawel”
Aku memeluknya erat, entah ucapannya tadi menusuk hati ku, mata nya meneteskan air mata. Dengan lembut ku usap air mata nya,
“Rania kekasihku, aku bukan nathan yang romantis aku hanyalah Arif tukang lukis, penikmat senyum mu aku…”
“Tak usah kau lanjutkan omonganmu, kau dan aku selalu bersama aamin”
Rania memeluk ku lebih erat. Dan awan yang pucat berubah menjadi rintik hujan yang deras. Rania duduk diruang tivi dengan anak ibu kos ku, Rania memang suka anak kecil. Ku buka tirai kosan ku dan tunggu, aku lihat seseorang melihat kosan ku dari balik taksi dan kulihat samar samar dia memakai kacamata dan saat kulihat lagi tepat dugaan ku dia wanita berjilbab itu. Mau apa diaaa?! Dengus ku kesal! Apa dia teroris? Kuberanikan diri keluar pintu dan ku tatap wanita itu dengan wajah marah, memang aku marah untuk apa dia mengutit hidup ku? Kurang kerjaan! Tak lama kemudian taksu itu melaju dengan cepat, aneh.
Pukul 10.00 pagi aku dan Rania ke kampus dan tunggu aku baru sadar Rania memakai gaun merah maroon sama seperti Alika dulu, suka memakai gaun merah maroon,
“Sayang, kok tumben pake gaun?”
“Oh ini aku suka aja warna nya cantik kan padu dengan warna kulit ku”
“Iyaaaah apapun yang kau pakai kau cantik sayang jangan kau paksaan kalo gak suka gaun”
“Iyaaa sayang”
Ternyata Rania suka warna maroon sama seperti Alika.
Aku duduk dengan Fatih sohibku dia ahli lukis dia sangat hebat dalam memadukan warna.
“Rif tuh dosen kagak masuk apa?”
“Kagak kali”
“Eh bro gue mau curhat bro”
“Anjay lo, baru kuping gue denger lo mau curhat biasa nya lo acuh sama gue”
“Sorri bro gue sibuk”
“Sibuk pacaran lo”
“Hahaha, eh gue serius mau curhat”
“Apa emang”
“Janji bakal ngasih saran”
“Iyeee”
“Akhir akhir ini gue berasa diikutin seseorang bro, dia berkerudung, berkacatamata, dan mempunyai luka di bagian wajah, dia selalu pakai kerudung dan baju warna item kalo gak merah gue gak tau maksud dia apaaa”
“Apa jangan jangan dia itu fans lo kali”
“Kalo fans ya gak lah paling kalo fans minta foto kan? Hampir setiap hari dia ngikutin gue bro lo bantuin gue bro, lo satu satu nya sohib gue yang paling ngertiin gue bro”
“Oke gue bantuin lo, gue punya ide buat nangkap tuh cewe”
Akhir nya sepulang kampus aku dan Fatih ke kedai kopi yaaa kali ini fatih berencana mengintai si cewe itu dia bertindak seperti detektif. Aku duduk sendiri ditemani kopi sembari aku sms Rania aku ada urusan mendadak dan tidak bisa menemani pulang. Kulihat fatih duduk didekat bar kopi berdandan ala pelayan kopi, memang fatih menyamar sebagai pelayan di kafe untuk lebih jelas mendekati sicewe. Dan tak lama kemudian cewe itu datang dengan memakai baju warna hitam dan memakai masker. Wajah nya tertutupi masker tapi aku bisa yakin dialah wanita itu karena tas ia pakai aku kenal itu tas wanita tersebut. Kulihat fatih mendekati si cewe dan menaruh satu gelas ice capuccino. Dan tiba tiba seorang pelayan mendekati ku “mas disuruh bang fatih untuk mendekat akan dimulai mas” aku hanya mengangguk. Fatih masih didepan si cewe para pengunjung bayaran pun mulai keluar si cewe panik dan melihat ke arah ku kaget ia mencoba kabur tapi tangan fatih mencegah nya aku mendekat dengan sangat jengkel aku menatapnya.
“Lo gk bisa lari” bentak ku kasar. Dia masih diam dan menundukan kepala
“Siapa lo !!!!” Bentak ku “jawabbb!!! Lo mau apaaa!!! Hah!!!” Lo siapaa !!! Ulang ku berkali kali
Dia menangis tersedu sedu, aku merasa bersalah dan tunggu aroma parfum cewe ituuu aku kenal ! Perlahan dia membuka masker nya dan begitu terkejut nya aku diaaa Alikaa wanita yang kucintai dulu.
“Alikaa, sejak kapan kamu di Bandung?”
“Sudah lama rif, aku minta maaf rif. Aku tak bermaksud merusak hubungan kalian” air mata nya menetes. Mulutku terasa berat untuk berkata mengapa Alikaa??? Kalo bukan dia sudah ku maki maki.
“Rif dulu setelah kejadian kita putus orang tua ku bangkrut. Dan tak lama dari itu kita satu keluarga seperti gelandangan dan akhirnya ayahku pergi meninggalkan aku dan ibuku, dan tak lama dari itu ibuku sakit sakitan dan akhirnya meninggal. Satu bulan setelah itu aku ingin menemui mu tapi aku tak berani saat itu aku bekerja di Bandung di pabrik sepatu dan tidak diduga pabrik itu kebakaran dan luka di wajah ku karena api kebakaran itu. Setelah itu aku benar benar ingin menemui mu tapi saat ku menemui mu. Kau sedang dengan wanita lain dan ternyata dia pacar baru mu..aku sengaja mengikuti mu karena aku rindu rif”
Hatiku seakan tak tega mendengar cerita nya,
“Al, insyaallah aku bisa membantu mu agar hidup mu layak. Jangan pengangguran Al, mengikuti seperti ini”
“Maaf rif maaf”
“Yasudah pergilah, kau sudah bertemu dengan ku, kau sudah tak rindu kan. Aku minta tolong jangan kau ikuti aku dan Rania lagi”
Alika mengangguk, dan melesat pergi dengan suara tangis yang masih terngiyang ditelinga. “Maafkan aku Alika”batinku.
Malam ini aku dan Rania makan malam Rania begitu ceria dengan gaun maroon nya huuftt banyak sekali apa Rania gaun berwarna Maroon?
“Sayang kenapa sih makai gaun maroon lagi?”
“Kamu bosen ya? Nanti aku ganti deh”
“Hey gak usahh”
“Ini gaun diberi kenalan ku”
“Siapa?”
“Namanya Arsela, dia kawan aku sekarang dia hijab jadi gaun ini buat aku kata nya gaun ini kesayangan dia”
Arsela???
“Dia punya luka gak ?”
“Iaa dia ada luka nya diwajahnya karena kebakaran di tempat kerja nya, kamu kenal?”
“Gak sayang”
“Dia baik bangt sama aku”
“Lain kali hati2 sama orang baru, sayang”
“Iyaa tenang aja”
Arsela? Bukannya itu Singkatan Arif selamanya Alika yang dibuat Alika dulu? . Alika mau apa kamu mendekati Raniaa? Dan saat mataku tak sengaja melihat jendela kulihat Alika tepat jauh disebrang jalan, tersenyum padaku.
T A M A T